Perang Dingin Part 1 (Zona Eropa)
Perang Dingin adalah salah satu isu politik terpenting pada periode awal pasca perang. Perang ini muncul karena ketidaksepakatan yang berkepanjangan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.
Pasaca Perang Dunia II, rasa permusuhan timbul lagi. Amerika Serikat berharap bisa berbagi konsep kemerdekaan, persamaan dan demokrasi. Amerika Serikat menempatkan posisi berada dalam pendukung perdagangan bebas dan ingin menghapus hambatan dagang. Amerika Serikat melakukan itu semua untuk menciptakan pasar bagi industri dan pertanian Amerika. Pengurangan hambatan dagang diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam dan luar negeri. Dan mendukung stabilitas dengan teman dan sekutu Amerika.
Uni Soviet punya agenda sendiri, Rusia masih memegang teguh pemerintahan yang terpusat dan otokrasi. Selama perang ideologi Marxis-Leninis memang tidak terlihat, akan tetapi masih dijadikan panduan kebijakan Soviet. Uni-Soviet ingin segera bangkit dari kehancuran pasca perang dan melindungi diri dari konflik seperti itu.
Asal usul Perang Dingin
Perang Dingin berkembang saat perbedaan-perbedaan tentang bentuk dunia pasca perang telah menciptakan kecurigaan antara Amerika Serikat dengan Uni-Soviet. Konflik pertama dalam perang ini berkaitan dengan Polandia. Moskow ingin pemerintahan dibawah Soviet, sedangkan Amerika mengingankan pemerintahan yang independen dan representatif sesuai dengan model barat. Konfrensi Yalta pada bulan Februari 1945 menghasilkan kesepakatan yang salah satu isinya yaitu janji akan pemilu yang bebas di Polandia. Pertentangan kedua negara semakin runcing setelah diadakannya pertemuan antara Presiden Amerika dengan Mentri Luar Negeri yang kemudian berakhir dengan ketersinggungan menteri luar negeri Soviet.
Pasca bulan-bulan terakhir PD II, Soviet berhasil menduduki seluruh Eropa Tengah dan Timur. Moskow memberikan bantuan militer kepada partai-partai komunis untuk menghancurkan partai-partai demokratis di Eropa Timur. Dan puncaknya terjadi pada peristiwa kudeta di Cekoslowakia tahun 1948.
Pencegahan terhadap meluasnya pengaruh Uni Soviet menjadi kebijakan Amerika Serikat pada pasca perang. Penerapan penting pertama yaitu dengan doktrin pencegahan yang dilakukan di wilayah Timur Laut Tengah. Pencegahan juga membutuhkan bantuan ekonomi yang besar untuk membantu negara-negara Eropa Barat yang hancur akibat perang. Dengan jumlah negara yang begitu banyaknya di wilayah tersebut, Amerika Serikat khawatir bahwa partai komunis yang diarahkan ke Moskow akan mengambil keuntungan dari peran mereka semasa perang dengan Nazi dan memegang kendali pemerintahan. Pada tahun 1947 Marshall meminta negara-negara Eropa yang sedang bermasalah untuk membuat doktrin lain. Soviet juga ikut berpartisipasi dalam pertemuan pertama lalu memisahkan diri dan bukanya berbagi data ekonomi tentang sumber dan problem mereka. Selanjutnya Soviet menyerahkan kepada barat. Keenam belas negara menyodorkan permintaa bantuan yang totalnya sebesar $17 miliar untuk periode empat tahun. Bantuan ini dijuluki “Rencana Marshall” atau “Marshall Plan” dan secara luas dianggap sebagai salah satu usulan kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dianggap paling sukses dalam sejarah.
Pasca perang, Jerman dibagi menjadi zona pendukung Amerika Serikat, Soviet, Inggris dan Perancis. Ketika dunia barat mengumumkan niatnya untuk membentuk negara federal dari zona mereka sendiri, stalin melayangkan protes. Tanggal 23 Juni 1948, pasukan Soviet memblokade Berkin, menutup semua jalan dan akses rel dari barat.
Para pemimpin Amerika takut hillangnya Jerman sebagai awal kehilangan Eropa. Oleh sebab itu dalam serangkaian tindakan yang dikenal sebagai Angkutan Udara Jerman. Pesawat Amerika, Prancis dan inggris mengirim hampir 2.250.000 ton barang dan batu bara. Stalin mencabut blokade setelah 231 hari dan 277.264 penerbangan.
Dominasi Soviet di Eropa Timur mengkhawatirkan negara barat. USA memimpin usaha membuat persekutuan angkatan bersenjata agar langkah pencegahan yang sebelumnya mengandalkan usaha ekonomi makin lengkap. Pada tahun 1949, USA dan 11 negara lain membentuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara ( North Antlatic Treaty Organization, NATO ).
Pasaca Perang Dunia II, rasa permusuhan timbul lagi. Amerika Serikat berharap bisa berbagi konsep kemerdekaan, persamaan dan demokrasi. Amerika Serikat menempatkan posisi berada dalam pendukung perdagangan bebas dan ingin menghapus hambatan dagang. Amerika Serikat melakukan itu semua untuk menciptakan pasar bagi industri dan pertanian Amerika. Pengurangan hambatan dagang diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam dan luar negeri. Dan mendukung stabilitas dengan teman dan sekutu Amerika.
Uni Soviet punya agenda sendiri, Rusia masih memegang teguh pemerintahan yang terpusat dan otokrasi. Selama perang ideologi Marxis-Leninis memang tidak terlihat, akan tetapi masih dijadikan panduan kebijakan Soviet. Uni-Soviet ingin segera bangkit dari kehancuran pasca perang dan melindungi diri dari konflik seperti itu.
Asal usul Perang Dingin
Perang Dingin berkembang saat perbedaan-perbedaan tentang bentuk dunia pasca perang telah menciptakan kecurigaan antara Amerika Serikat dengan Uni-Soviet. Konflik pertama dalam perang ini berkaitan dengan Polandia. Moskow ingin pemerintahan dibawah Soviet, sedangkan Amerika mengingankan pemerintahan yang independen dan representatif sesuai dengan model barat. Konfrensi Yalta pada bulan Februari 1945 menghasilkan kesepakatan yang salah satu isinya yaitu janji akan pemilu yang bebas di Polandia. Pertentangan kedua negara semakin runcing setelah diadakannya pertemuan antara Presiden Amerika dengan Mentri Luar Negeri yang kemudian berakhir dengan ketersinggungan menteri luar negeri Soviet.
Pasca bulan-bulan terakhir PD II, Soviet berhasil menduduki seluruh Eropa Tengah dan Timur. Moskow memberikan bantuan militer kepada partai-partai komunis untuk menghancurkan partai-partai demokratis di Eropa Timur. Dan puncaknya terjadi pada peristiwa kudeta di Cekoslowakia tahun 1948.
Pencegahan terhadap meluasnya pengaruh Uni Soviet menjadi kebijakan Amerika Serikat pada pasca perang. Penerapan penting pertama yaitu dengan doktrin pencegahan yang dilakukan di wilayah Timur Laut Tengah. Pencegahan juga membutuhkan bantuan ekonomi yang besar untuk membantu negara-negara Eropa Barat yang hancur akibat perang. Dengan jumlah negara yang begitu banyaknya di wilayah tersebut, Amerika Serikat khawatir bahwa partai komunis yang diarahkan ke Moskow akan mengambil keuntungan dari peran mereka semasa perang dengan Nazi dan memegang kendali pemerintahan. Pada tahun 1947 Marshall meminta negara-negara Eropa yang sedang bermasalah untuk membuat doktrin lain. Soviet juga ikut berpartisipasi dalam pertemuan pertama lalu memisahkan diri dan bukanya berbagi data ekonomi tentang sumber dan problem mereka. Selanjutnya Soviet menyerahkan kepada barat. Keenam belas negara menyodorkan permintaa bantuan yang totalnya sebesar $17 miliar untuk periode empat tahun. Bantuan ini dijuluki “Rencana Marshall” atau “Marshall Plan” dan secara luas dianggap sebagai salah satu usulan kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dianggap paling sukses dalam sejarah.
Pasca perang, Jerman dibagi menjadi zona pendukung Amerika Serikat, Soviet, Inggris dan Perancis. Ketika dunia barat mengumumkan niatnya untuk membentuk negara federal dari zona mereka sendiri, stalin melayangkan protes. Tanggal 23 Juni 1948, pasukan Soviet memblokade Berkin, menutup semua jalan dan akses rel dari barat.
Para pemimpin Amerika takut hillangnya Jerman sebagai awal kehilangan Eropa. Oleh sebab itu dalam serangkaian tindakan yang dikenal sebagai Angkutan Udara Jerman. Pesawat Amerika, Prancis dan inggris mengirim hampir 2.250.000 ton barang dan batu bara. Stalin mencabut blokade setelah 231 hari dan 277.264 penerbangan.
Dominasi Soviet di Eropa Timur mengkhawatirkan negara barat. USA memimpin usaha membuat persekutuan angkatan bersenjata agar langkah pencegahan yang sebelumnya mengandalkan usaha ekonomi makin lengkap. Pada tahun 1949, USA dan 11 negara lain membentuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara ( North Antlatic Treaty Organization, NATO ).
0 comments:
Posting Komentar