Terima kasih kepada pengunjung blog ini. Anda bebas mengcopy dan membagikan artikel di dalam blog ini. Tapi hanya ada satu pesan penulis untuk anda, Jangan lupa mencantumkan link artikel yang anda copy atau bagikan, karena itu merupakan apresiasi kepada penulis blog ini. Terima kasih.

Capital Accumulation dan Penolakan Nilai Intrinsik Alam sebagai Karakteristik Kapitalisme


Menurut pendapat George C. Lodge, dengan mengutip dari The oxford English Dictionary, mendifinisikan Kapitalisme sebagai penumpukan modal (Capital accumulation) yang merupakan ciri utama yang melekat pada sistem Kapitalisme.Sedangkan menurut Houman Shadap dikatakan bahwa Kapitalisme sebagai pemisahan secara mutlak antara urusan ekonomi dengan urusan negara, seperti pemisahan antara urusan agama dengan urusan negara. Dari definisi itu menyebutkan dalam kapitalisme terkandung sebuah prinsip yang melarang adanya otoritas negara untuk turut camput tangan dalam masalah ekonomi.

Menurut Karl Marx ( 1818- 1883) yaitu seorang filosof dari Jerman ayng sejak masa mudanya telah menganalisis dan mengkritisi masyarakat kapitalis, mengatakan bahwa dari segi proses, kapitalisme adalah system ekonomi yang hanya mengakui satu hukum, yaitu hukum tawar menawar. Dengan demikian, dalam pandangan marx, kapitalisme adalah system ekonomi yang bebas, yakni bebas dari pembatasan oleh penguasa, bebas dari pembatasan produksi. Sebagaimana dikutip Franz Magnis Suseno, Marx berpendapat bahwa yang paling menentukan dalam Kapitalisme adalah keuntungan yang lebih besar.

Karena itulah Karl Marx, sebagaimana dikutip Gidden, menyatakan bahwa pengejaran keuntungan merupakan hal yang hakiki dalam kapitalisme. Sedangkan menurut Max Weber, sebagaimana yang dikutip oleh Gidden, juga mengatakan bahwa segi utama dari semangat Kapitalisme (modern) adalah perolehan uang sebanyak-banyaknya dikombinasikan dengan menghindari secara ketat menikmatinya sama sekali secara spontan. Dari pendapat ini weber hendak menyatakan bahwa kapitalisme, identik dengan pencarian ( pemupukan ) keuntungan dan keuntungan yang terus diperbesar melalui usaha-usaha yang bersifat kapitalistik secara rasionaldan tiada henti.

Dalam teori adam Smith persaingan bebas dimaksudkan untuk diberlakukan bagi pengusaha demi kebaikan masyarakat umumnya. Jika setiap pengusaha bersaing secara bebas untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan konsumen, maka yang diuntungkan adalah konsumen atau masyarakat umumnya. Berlakunya persaingan bebas, merupakan refleksi dari konsep perjuangan untuk hidup, dan inikah yang melandasi mekanisme pasar bebas.

Berdasarkan ideologi kapitalisme, jumlah dan macam kapitalisme, jumlah dan macam produksi tidak oleh kebutuhan alamiah manusia, melainkan sebaiknya kiebutuhan manusia terus dikembangkan agar mau menampung hasil produksi. Sistem ini berhasil memperluas penawaran barang dan pelayaran bagi masyarakat melalui pembaharuan teknologi. Terwujudlah kemudian apa yang dinamakan masyarakat konsumtif, dimana mereka secara otomatis akan memperluas kebutuhan - kebutuhannya sesuai dengan barang yang dilemparkan ke pasar oleh para produsen.

Ideoligi kapitalisme sebenarnya sangat mengagungkan ilmu dan teknologi dan mengingkari nilai-nilai intrinsik alam. Sebagaimana dikatakan oleh futorolog Hermann Kahn yang dapat dianggap dapat mewakili penganut kapitalisme, bahwa tehnologi adalah motor kemajuan dan ilmu adalah bahan bakarnya. Ilmu yang menjadi landasan kapitalisme adalah ilmu yang landasan aksiologinya didasarkan pada ideal Francis Bacon, yang menyatakan bahwa tujuan ilmu adalah untuk mengusahakan posisi yang lebih menguntungkan bagi manusia dalam menghadapi alam. Ideal Francis Bacon ini menerima ajaran dominium terrae, sebagai mandate untuk menguasai alam.

Atas dasar ini maka dapat dipahami pernyataaan Franz Magnis Suseno, yang menyatakan bahwa dalam kapitalisme, sumber daya balam adalah hanya dijadikan sarana belaka untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dari pernyataaan Suseno ini dapat dijelaskan bahwa kapitalisme mengkonsepsikan lingkungan dalam pandangan yang antroposentik. Otto soemarwoto menyebutkan, ontroprosentisme ialah pandangan manusia terhadap lingkungan hidup yang menempatkan kepentingan manusia dipusatnya. Sedangkan menurut Dale T. Snauwaert, Pandangan antroprosentris menolak keberadaan nilai nilai intrinsik alam. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pandangan antroposentrik menimbulkan implikasi bahwa lingkungan dipandang tidak lebih dari sekedar obyek yang hanya memiliki nilai sejauh ia dapat memenuhi kepentingan manusia. Dengan kata lain, lingkungan dapat diekploitasi demi kepentingan manusia.

0 comments:

Posting Komentar

Ebook
GRATIS UNTUK ANDA
Silahkan masukkan data diri anda pada form
di bawah ini
Name:
Email:
"Cek Email anda, jika email konfirmasi tidak masuk ke inbox anda
silahkan cek di folder junk atau spam"
website
indonesiadalamsejarah.blogspot.com